Halo, #temanduit!

Seminggu ke belakang, ada beberapa kabar baik yang membawa sentimen positif pada kondisi pasar. Penurunan kurva Covid-19 di Indonesia minggu lalu menjadi berita baik utama yang berpengaruh positif pada pasar. Dilansir dari Okezone, angka kenaikan positif Covid-19 alami penurunan 14.000 kasus dibandingkan minggu sebelumnya.

Dengan adanya berita baik untuk pasar selama seminggu belakangan, IHSG diprediksi akan kembali naik ke angka 6.300 pada penutupan Jumat nanti. Hal ini tentu menjadi pertanda baik bagi pasar, sebagaimana tema tanamduit Outlook kali ini, yaitu “Rosy Outlook, Time to Buy”. Chief Economist tanamduit, Ferry Latuhihin optimis bahwa kondisi pasar akan terus membaik, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik sampai akhir tahun 2021 nanti, dan sekarang adalah saat yang tepat untuk mulai atau menambah investasi kita di risky asset seperti reksa dana saham.

Berikut adalah sentimen perekonomian yang mempengaruhi kondisi perekonomian seminggu belakangan.

 

Penurunan angka positif Covid-19

Penurunan kurva kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi sentimen positif bagi kondisi pasar. Pertambahan kasus positif Covid-19 turun dari angka 176.000 pada dua pekan lalu ke angka 161.000 . Tren penurunan kasus positif Covid-19 pekan lalu adalah yang tertinggi dibandingkan sebelumnya, karena biasanya penurunan angka kasus positif Covid-19 hanya sekitar 5.000-an tiap minggunya.

 

Stimulus ekonomi akan tetap berlangsung

Stimulus ekonomi dari pemerintah di berbagai negara dunia, termasuk Indonesia akan tetap dilakukan. Kepala Staf Khusus Kepresidenan RI, Moeldoko, sebagaimana dilansir dari industry.co.id mengabarkan bahwa pemerintah akan memberi guyuran dana sebesar Rp157 Triliun untuk menstimulus UMKM dan korporasi. Selain itu, stimulus untuk UMKM dan korporasi juga diberikan dalam bentuk kebijakan, yaitu pengajuan kredit, restrukturisasi kredit, insentif pajak, subsidi bunga, pelatihan, hingga pelibatan UMKM dalam pengadaan barang dan jasa pemerintahan serta BUMN.

 

Stimulus ekonomi Joe Biden tetap berlangsung

TStimulus ekonomi Joe Biden senilai $1,9 Triliun masih akan terus berlangsung. The Fed, selaku bank sentral di AS keep pumping money, sambil terus mempertahankan tingkat suku bunga di angka 0% dalam jangka waktu yang lama, sampai tahun 2023 nanti. Hal ini terus dilakukan untuk memompa laju pertumbuhan ekonomi AS beberapa tahun ke depan. Rendahnya suku bunga The Fed dalam jangka waktu yang lama diprediksi berpotensi membuat kondisi pasar bubble, meskipun masih dalam kadar rasional. Oleh karena itu, penambahan portofolio kita di risky asset memiliki peluang bagus, asalkan The Fed tidak melakukan kebijakan normalisasi.

 

Our Economy is ON!

Penurunan aktivitas masyarakat baik secara sosial mau pun ekonomi akibat pandemi Covid-19 setahun belakangan ini memang tidak dapat kita pungkiri. Namun, beberapa bulan belakangan, sejak ditemukannya vaksin Covid-19 serta dimulainya distribusi vaksin Covid-19 membuat masyarakat kembali beraktivitas seperti sebelumnya dan roda perekonomian kembali berjalan. Ekonomi diprediksi akan terus menggeliat dengan kembali bergairahnya aktivitias masyarakat. Sebagaimana dikatakan oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, pada kuartal pertama 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan masih negatif. Akan tetapi, pada kuartal kedua nanti, pertumbuhan ekonomi akan menanjak dan kembali melandai pada kuartal ketiga dan keempat.

 

Melihat adanya kabar baik minggu lalu, serta kebijakan-kebijakan stimulus perekonomian yang masih akan terus dijalankan, sangat mungkin ekonomi kita akan rebound tahun ini. Pulihnya kondisi perekonomian pasca Covid-19 tentu menjadi sentimen positif bagi kondisi pasar selama setahun ke depan. Inilah saat yang tepat untuk mulai berinvestasi di risky asset seperti reksa dana saham.

Yuk, mulai berinvestasi reksa dana saham di tanamduit!

 

 

Berdasarkan ulasan Ferry Latuhihin (Chief Economist tanamduit)

Kontributor: Syafira Maulida