Halo #temanduit! Semoga long-weekendnya menyenangkan!

Bisa kita lihat bersama secara gamblang bahwa aktivitas ekonomi sudah naik lagi nih, dilihat dari aktivitas wisatawan domestik seminggu belakangan sangatlah tinggi. Di tengah pandemi, tujuan wisata seperti Puncak, Bandung, dan Bali menjadi favorit destinasi. Perlahan kita melihat peningkatan aktivitas masyarakat yang merupakan hal yang positif dengan tetap menjaga protokol kesehatan Covid-19.

Pasar saham Indonesia seminggu terakhir tidak begitu aktif karena adanya long weekend dari Rabu sampai Jumat lalu. Sementara itu, di pasar global, beberapa negara justru terjadi koreksi seminggu terakhir ini. Indeks Dow Jones AS minus 6,47%; Hongkong minus 3,26%; Jepang minus 2,29%. Hal ini didominasi faktor meningkatnya kembali angka Covid-19 di Benua Eropa sampai harus kembali menerapkan lockdown.

Nah dalam bahasan kali ini, tanamduit coba rangkumkan beberapa highlight yang menjadi sentimen positif dan negatif sampai akhir tahun 2020 ini. Yuk kita simak penjelasannya.

 

Sentimen Positif

Recovery Ekonomi di Q3 2020

Beberapa negara sudah mencatatkan perbaikan aktivitas ekonomi di Q3. Di tabel di bawah ini bisa kita lihat beberapa negara yang pertumbuhan di Q3 sudah positif kembali.

Pertumbuhan QoQ

Q2 2020

Q3 2020

Amerika Serikat

-31,4%

+33,1%

Jerman

-9,80%

+8,20%

Perancis

-13,70%

+18,20%

Italia

-13,00%

+16,10%

Singapura

-13,20%

+7,90%

Data di atas menunjukkan kalau resesi akibat Covid-19 tidak terhindarkan, namun pasti bisa bangkit setelahnya.

Bagaimana dengan Indonesia? Pertumbuhan Q3 Indonesia kemungkinan besar masih negatif, tetapi kondisinya lebih baik dari sebelumnya. Indonesia juga akan mengalami perbaikan yang serupa seperti contoh negara-negara di atas. Memang dari sisi waktu terlihat sedikit mundur karena kasus Covid-19 di negara-negara lain sudah mulai meningkat pesat sejak Q1, sedangkan di Indonesia baru dimulai pada Q2.

 

Likuiditas yang Tinggi akan Menjadi Pent-Up Demand

Dana simpanan dari nasabah perbankan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) terus meningkat di tengah pandemi Covid-19. DPK meningkat dari kedua jenis nasabah yaitu kelompok korporasi dan perorangan. Dengan kata lain, perbankan kita sedang kebanjiran likuiditas. Ini merupakan hal yang normal saat pandemi, karena konsumsi sangat rendah sehingga serapan kredit juga ikut rendah.

tanamduit melihat kalau hal ini bisa memancing yang disebut pent-up demand, yaitu peningkatan permintaan di kemudian hari yang sangat tinggi karena adanya konsumsi yang tertunda akibat pandemi. Masyarakat menahan konsumsi di tengah pandemi dan akan melakukan konsumsi kembali ketika tanda-tanda perbaikan ekonomi sudah mulai muncul. Tanda-tanda perbaikan ekonomi di seluruh dunia sudah mulai muncul dan Indonesia juga akan mengikuti. Besar kemungkinan pertumbuhan Indonesia setahun ke depan akan tinggi akibat dari pent-up demand ini.

 

Serapan APBN untuk Program PEN Meningkat

Yang selalu dipertanyakan sebelumnya adalah bagaimana efektivitas serapan APBN untuk Program Pemulihan Ekonomi nasional (PEN). Di penutupan Q3 2020, realisasi anggaran ini meningkat secara signifikan, loh. Dari anggaran sebesar 695,2 Triliun sudah terealiasi sebesar 318,5 Triliun atau sekitar 45%. Semakin cepat anggaran terserap, artinya semakin cepat pula masyarakat yang terdampak Covid-19 dapat menerima manfaat sehingga pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih cepat pula.

 

Sentimen Negatif

Angka Covid-19 yang Meningkat Kembali di Eropa dan AS

Seminggu lalu, angka Covid-19 meningkat lagi di beberapa negara Eropa, memaksa pemerintah negara Eropa kembali menerapkan lockdown. Perancis, Jerman, Belgia Italia, dan Yunani sudah mengumumkan adanya lockdown kedua, walaupun lockdown kedua ini tidak seketat dari lockdown pertama.

Angka Covid-19 juga meningkat di AS, kurva kasus baru selama sebulan kemarin di Oktober 2020 terlihat memuncak kembali. Total kasus di AS mencapai lebih dari 9 juta pasien dengan angka kesembuhan sudah mencapai lebih dari 6 juta (64,42% sembuh). Berbeda dengan negara Eropa, Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak akan menerapkan lockdown kembali.

 

tanamduit memproyeksikan bahwa ekonomi akan segera pulih. Satu-satunya faktor yang membuat market masih dibayangi ketidakpastian adalah masih meningkatnya angka Covid-19. Investor tidak perlu cemas karena angka-angka ekonomi sudah jelas menunjukkan adanya pemulihan. Justru saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk masuk ke market dengan membeli reksa dana pendapatan tetap atau saham.

 

Penulis: Pajar Huzaifah